• Memuat kategori...

Gastronomi & Budaya Pop: Senjata Soft Power Korea dan Jepang

Urbansiana Media Infotainment
Gayu Yunma Ramadhan
15 April 2025 pukul 00.00
Gastronomi & Budaya Pop: Senjata Soft Power Korea dan Jepang
Media-Media Soft Power Jepang dan Korea, melalui Pop Culture dan Gastronomi

Cikarang, Urbansiana.com,- Di era globalisasi saat ini, kekuatan sebuah negara tidak lagi hanya diukur dari kekuatan militer atau ekonominya. Ada kekuatan lain yang lebih halus namun sangat berpengaruh: soft power. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Nye, yang mendefinisikan soft power sebagai kemampuan sebuah negara untuk memengaruhi negara lain melalui daya tarik budaya, nilai-nilai, dan kebijakan, tanpa paksaan atau kekuatan keras.


Dalam konteks ini, Korea Selatan dan Jepang adalah dua contoh negara Asia yang sukses memanfaatkan kekuatan budaya dan gastronomi sebagai alat diplomasi budaya. Keduanya membuktikan bahwa budaya pop dan makanan bisa menjadi senjata ampuh dalam membentuk citra dan pengaruh global.


1. Korea Selatan: K-Wave dan Diplomasi Budaya Modern


★ K-Pop dan Korean Drama sebagai Mesin Globalisasi

Fenomena K-Wave atau Hallyu menjadi simbol nyata keberhasilan Korea Selatan dalam membentuk citra global melalui budaya pop. Musik K-Pop seperti BTS, BLACKPINK, EXO, dan banyak grup lainnya menjadi ikon budaya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi dunia tentang Korea.


Lewat lirik lagu, gaya berpakaian, hingga lokasi syuting drama Korea seperti Crash Landing on You atau Goblin, dunia menjadi lebih familiar dengan nilai-nilai, bahasa, dan gaya hidup Korea Selatan.


★ Gastronomi Korea: Kimchi Diplomacy

Tidak kalah penting, makanan Korea menjadi alat soft power yang semakin kuat. Restoran Korean BBQ, bibimbap, tteokbokki, hingga kimchi kini ada di berbagai kota besar dunia. Bahkan pemerintah Korea mendukung penyebaran budaya makanan ini lewat program "K-Food World Festival" dan pelatihan chef Korea di luar negeri.


Diplomasi gastronomi bukan hanya soal makanan, tapi juga tentang memperkenalkan identitas dan warisan budaya bangsa.


2. Jepang: Anime, Manga, dan Kuasa Imajinasi


★ Anime dan Manga: Narasi Budaya yang Menembus Generasi

Jepang telah lama menyadari kekuatan anime dan manga sebagai alat soft power. Karya seperti Naruto, One Piece, Demon Slayer, hingga Your Name telah menghipnotis jutaan orang di seluruh dunia.


Anime bukan hanya hiburan, tapi juga media penyampai nilai budaya Jepang: kerja keras, kehormatan, disiplin, bahkan filosofi hidup. Hal ini membuat dunia menjadi lebih akrab dan simpatik terhadap Jepang sebagai negara modern dengan nilai tradisional yang kuat.


★ Makanan Jepang: Dari Sushi ke Dunia

Sementara itu, makanan Jepang juga merambah dunia secara masif. Sushi, ramen, takoyaki, dan matcha telah menjadi menu yang umum ditemui di kota-kota dunia. Pemerintah Jepang aktif mendukung promosi gastronomi lewat ajang internasional dan kolaborasi budaya, seperti dalam event "Washoku World Challenge".


Bahkan restoran Jepang kini diasosiasikan dengan kualitas, presisi, dan estetika — nilai-nilai yang mencerminkan citra bangsa Jepang itu sendiri.


3. Soft Power dalam Tatanan Global: Antara Simbol dan Strategi


Keberhasilan Korea Selatan dan Jepang menunjukkan bahwa soft power bukan terjadi secara kebetulan. Ini adalah hasil strategi jangka panjang yang melibatkan kebijakan pemerintah, industri hiburan, dan partisipasi publik.


Media sosial, platform streaming, dan kemudahan mobilitas budaya lintas negara mempercepat proses globalisasi ini. Anak muda di Indonesia, Amerika, hingga Eropa kini tumbuh bersama musik K-Pop dan anime Jepang, membentuk hubungan emosional dan kultural yang kuat dengan dua negara tersebut.


4. Tantangan dan Peluang bagi Negara Lain


Apa yang dilakukan Korea dan Jepang bisa menjadi cerminan bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia. Dengan kekayaan budaya, kuliner, dan seni yang melimpah, Indonesia pun sebenarnya memiliki potensi besar dalam membangun soft power global. Tantangannya ada pada konsistensi narasi, promosi kreatif, dan kolaborasi lintas sektor.


Kesimpulan


Soft power adalah bentuk kekuatan yang tidak terlihat tapi sangat nyata. Lewat musik, makanan, film, dan kartun, sebuah negara bisa menginspirasi, memengaruhi, bahkan mengubah cara dunia memandang mereka. Korea Selatan dan Jepang telah membuktikan bahwa budaya adalah investasi jangka panjang dalam diplomasi dan kekuatan nasional.


Ketika dunia menyanyikan lagu K-Pop dan menyantap ramen sambil menonton anime, saat itulah soft power bekerja dengan cara yang paling lembut—dan paling ampuh.

Artikel Terkait dari Kategori Lipsus